SELAMAT DATANG DI BLOGNYA ALFATH.JaNgAn LuPa CoMmEn Ya,,,,,,!!! Terimakasih,,Semoga Kita Semua Selalu Mendapatkan Ridho Allah SWT,,,AMIN,,,!!! دين الإسلام: September 2009

Cukup dengan berkata: Berbahagialah. Berbahagialah karena Allah SWT. menjadikan kita sebagai umat Sayyidina Muhammad SAW. Berbahagialah karena Allah SWT. telah menciptakan kita dan menyebut kita sebagai pelayan/hambaNya, dimana Rasul-Nya, Kekasihnya berkata, "Satu-satunya saat yang membahagiakanKu adalah saat Allah memanggilKu "Pelayan/Hamba-Ku".

Quthbul Ghawts Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani Ar Rabbani

Quthbul Ghawts Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani Ar Rabbani, adalah pelayan setia dari Tuannya terkasih Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani, mursyid ke 40 dalam mata rantai emas Thariqat Naqshbandi. Mewarisi darah Hassan Hussein ra, cucu dari Nabi Muhammad SAW.

Beliau adalah seorang Ulama & Syaikh Sufi yang berasal dari Lebanon, yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk menyebarkan kebahagiaan Cinta Ilahi yang dapat mewujudkan: perdamaian, toleransi, cinta, kasih sayang dan persaudaraan di antara sesama manusia. Ratusan buku telah ditulis dan diterbitkan oleh beliau yang sangat menentang ekstrimisme.

Sesuai dengan predikatnya sebagai seorang pelayan, Quthbul Ghawts Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani Ar Rabbani adalah pelayan sejati dengan hati yang menyinari hati siapapun. Sorot matanya yang teduh, senyumnya yang ramah membelai dan candanya yang penuh kasih sayang adalah karunia terbesar yang pernah kami rasakan. Beliau adalah guru, pembimbing dan juga sekaligus seorang ayah bagi para muridnya. Tanpa lelah, beliau melakukan perjalanan dari Timur Tengah, Eropa hingga Timur Jauh bersama Tuannya terkasih; Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani .

Dengan latar belakang Master dalam bidang Syariah (Al-Azhar University), Master Medical Doctor (Louvain University of Belgia) dan Sarjana Kimia (American University of Beirut). Beliau telah mengajar di berbagai universitas terkenal di Amerika juga Canada, antara lain; Oxford, the University of California at Berkeley, the University of Chicago, Columbia University, Harvard University, McGill University, Concordia & Dawson College .

Pelayan Cinta yang adalah juga Presiden dari Islamic Supreme Council of America (ISCA), yang berlokasi di Washington dan ketua As Sunnah Foundation of America (ASFA) ini, menggalakkan Kebersamaan dan Persatuan dalam Keyakinan pada Cinta Tuhan. Yang sebenarnya ajaran ini berlaku pada seluruh Agama dan Jalan Spiritual apapun, tidak terkecuali. Semangat beliau adalah untuk membawa semua keyakinan ke dalam sebuah harmoni dan kedamaian. Karena Cinta tidak pernah cemburu dan Cinta tidak Berbatas.

“Cinta adalah rasa yang begitu indah namun sekaligus mematikan! Ketika jiwa telah ditemukan oleh Cinta Sang Pemilik, maka semua adalah Satu!”


http://www.haqqanirabbani.asia/images/gallery/yogya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Islam dan Fitrah Manusia

Manusia merupakan makhluk yang memiliki sifathayawaniyyah ditambah kemampuan untuk berpikir, sehingga para ahli hikmah menyebut al-insaanhayawan al-naathiq, hewan yang berpikir.

Semua insting kehewanan melekat pada diri kita. Makan, minum, tidur, kawin, membela diri, menguasai area perburuan, dan lainnya. Naluri lahiriah sebagai makhluk sosial seperti berkomunikasi, bekerja sama dalam kelompok, menjadi pemimpin, dan lainnya. Dan dari nurani yang paling dalam seperti keinginan bersosialisasi, bertamu, menyajikan yang terbaik, suka dipuji, suka memberi, suka menerima, dan lainnya pula.

Sungguh Allah Maha Besar. Allah memberikan manusia kesempurnaan, yaitu akal dan hati sebagai penyeimbang nafsu. Bayangkan, kalau manusia hanya memiliki nafsu. Tidak ada bedanya seperti hewan, kan? Bahkan bisa lebih buruk dari itu, ketika manusia hanya menggunakan nafsu dan akal sebagai instrumen berpikir. Akan banyak kerusakan terjadi di muka bumi. Bayangkan, hewan saja berburu untuk makan dengan kadar yang tetap. Namun di suatu tempat, kita dapat menemukan manusia yang berburu hanya untuk kesenangan. Naudzubillaahi min dzaalik. Nah, dari sini kita sudah bisa menemukan apa yang dimaksud Al Qur'an dengan "seperti hewan" atau "lebih buruk dari hewan".

Setiap manusia, tetap akan menjalankan fitrah, kecuali manusia yang hatinya telah mengeras sehingga tidak dapat menggunakan nuraninya. Ia tetap akan menjalankan sifatnya sebagai makhluk individu, sifat makhluk sosial, dan nurani kemanusiaannya secara otomatis. Sehingga kita akan menemukan orang baik yang memiliki karakter filantrofis, berusaha menolong yang lemah, menghormati orang lain, dan memperlakukan sesamanya seperti dirinya sendiri. Dan, kita mungkin akan terkejut manakala kita mengetahui bahwa ia bukanlah muslim.

Islam merupakan agama fitrah, setiap unsur penyusun bangunan Islam merupakan suatu hal yang sudah jamak kita temui setiap hari. Teratur, dari waktu bangun di pagi hari sampai waktu tidur di malam hari. Kalau diibaratkan, fitrah manusia seperti sebuah mata air yang jernih. Mata air itu besar manfaatnya, namun hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di dekat mata air itu. Oleh karena itu, agar ia bermanfaat bagi seluruh makhluk, ia butuh saluran untuk mengalirkannya ke tempat yang jauh. Dan al-Islamlah merupakan saluran yang tepat. Islam yang mengatur kelokan-kelokan aliran air, menerjang tebing, membelah gunung, bahkan menelusup jauh ke dalam tanah untuk sekedar membuat gua bawah tanah yang penuh dengan air. Dan air itu akan tiba kepada manusia lain yang akan menimba manfaatnya. Subhanallaah...

Maka dari itu, mari kita perlakukan sesama manusia sesuai dengan fitrahnya, karena Islam merupakan agama fitrah. Kita dan mereka, ibarat mata air-mata air yang jernih, yang sebetulnya siap untuk dialirkan kemana saja. Namun, karena mereka memiliki keterbatasan ilmu untuk mengenali saluran yang tepat dan lika-likunya, akhirnya akan musnah sia-sia di kala kemarau tiba. Nah, dengan saling mengajak dan memberi tahu tentang saluran yang tepat, maka kita semua akan menjadi orang yang bermanfaat bagi seluruh alam atau disebut juga rahmatan lil 'alamiin...


http://mpersumy.multiply.com/journal/item/
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selain Islam Maju?

Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selain Islam Maju?

Saat ini boleh dikata ummat Islam adalah ummat yang paling tertinggal dibanding ummat-ummat beragama lainnya. Ummat Yahudi meski berjumlah hanya 40 juta, namun menguasai ekonomi dan politik dunia. Mereka bisa menguasai masjidil Aqsha tanpa perlawanan berarti dari ummat Islam yang katanya berjumlah 1,2 milyar atau 30 kali lipat lebih banyak dari kaum Yahudi.

Ummat Nasrani di Eropa, Australia, AS, sangat maju di bidang teknologi dan menguasai negara-negara Islam secara ekonomi dan politik. Mereka mampu membuat mobil, kapal selam, kapal induk yang mampu memuat ratusan kapal terbang, rudal antar benua, pesawat ulang alik yang mengelilingi bumi, bahkan bisa membuat pesawat ruang angkasa yang bisa melaju jauh hingga melewati planet Saturnus.

Bahkan Amerika Serikat dan sekutunya mampu menyerang dan menjajah dan membunuh ummat Islam di Afghanistan dan Irak tanpa perlawanan dari seluruh ummat Islam. Sebagian ummat Islam dengan semangat “Toleransi” justru bekerjasama dengan AS dan Sekutunya yang sebenarnya merupakan kafir harbi.

Ummat Islam boleh dikata ummat yang paling miskin, paling bodoh, dan paling suka bertengkar dengan sesama.

Padahal zaman Nabi, sahabat, dan beberapa generasi sesudahnya selama 700 tahun ummat Islam begitu maju menguasai dunia. Islam berkibar dari Ternate, India, Timur Tengah, Yugoslavia, Albania, Bulgaria, Yunani, bahkan hingga Spanyol.

Ummat Islam mampu mengalahkan orang-orang kafir, Yahudi, bahkan 2 kerajaan Super Power saat itu yaitu Romawi dan Persia. Bahkan ibukota kedua negara tersebut, yaituConstantinople (Istambul) dan Baghdad saat ini tetap berada di tangan Islam yaitu di negara Turki dan Irak.

Semangat jihad ummat Islam begitu tinggi sehingga 200 ribu pasukan Romawi selama 7 hari pertempuran tidak mampu mengalahkan pasukan Islam yang dipimpin Khalid bin Walid yang berjumlah hanya 3 ribu orang. Bukannya tentara Islam yang mundur, justru pasukan Romawilah yang mundur ketakutan akibat strategi Khalid bin Walid.

Dalam Perang Salib antara ummat Kristen dengan Ummat Islam yang terjadi beberapa kali dari tahun 1096 hingga 1291 untuk memperebutkan Palestina, hanya perang Salib pertama yang dimenangkan ummat Kristen. Setelah itu ummat Islam yang menang dan berkuasa hingga abad 20 sebelum akhirnya jatuh ke tangan Israel.

Dalam bidang ilmu pengetahuan juga begitu. Ibnu Sina (Avicenna) dikenal sebagai Bapak Kedokteran dunia. Ketika perang Salib dan Raja Richard the Lion Heart sakit, tak ada satu dokter Eropa pun yang mampu mengobatinya. Justru Sultan Salahuddin Al Ayyubi yang menyelinap ke tenda Richard yang bisa mengobatinya. Itulah keunggulan ilmu kedokteran Islam saat itu.

Ilmuwan Islam Al Khawarizmi juga mengembangkan ilmu Matematika seperti Aljabar (Algebra), Algoritma (Algorithm) yang kita kenal hingga sekarang. Bahkan angka yang kita pakai sekarang pun merupakan hasil penemuan ilmuwan Islam yang disebut dengan ”ARABIC NUMERAL” yang menggantikan Sistem Bilangan Romawi yang sangat tidak fleksibel. Pada saat munculnya Islam, bangsa Barat belum mengenal angka 0 (Nol). Islamlah yang mengenalkan angka itu pada mereka.

Ka'Bah

Mengapa ini semua bisa terjadi?

Syekh Amir Syakib Arsalan menulis satu buku yang mengungkap hal ini dengan judul ”Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selainnya Maju?”

Sebab pertama kenapa ummat Islam mundur adalah karena ummat Islam sudah tidak mempraktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al Qur’an dan Hadits. Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia dan akhirat.

Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul(hadits)”. Ditambah lagi Al-Qur’an sendiri menyatakan dalam surat Al-Furqon ayat 30. Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.

Menyoroti masalah ini Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Barang siapa yang tidak membaca Qur’an maka dia telah menjauhi Al-Qur’an, dan barang siapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka dia telah menjauhi Al-Qur’an, dan barang siapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkan nya maka dia telah menjauhi qur’an pula”. Tapi hal iniditujukan kepada orang yang berbeda kemampuan pemahamannya terhadap Al-Qur”an.

Dalam Islam begitu banyak ajaran yang jika dilaksanakan akan bermanfaat bagi ummat Islam sendiri.

Sebagai contoh, Nabi berkata bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim lelaki dan perempuan [Ibnu Majah). Artinya jika kita mempelajari ilmu yang bermanfaat kita akan mendapat pahala, sedang jika tidak belajar kita akan berdosa.

Namun kenyataannya banyak ummat Islam yang malas belajar. Bahkan ada yang beranggapan wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi toh akhirnya juga tinggal di dapur.

Akibatnya ummat Islam jadi bodoh dan terbelakang.

Sebaiknya ummat Non Muslim begitu rajin belajar. Tidak hanya S1, tapi juga S2, bahkan S3 dan banyak juga yang tetap belajar meski tidak melalui pendidikan formal seperti Bill Gates yang meski tidak lulus kuliah tapi tetap terus belajar sehingga bisa membuat sistem operasi komputer yang dipakai luas di seluruh dunia.

Ummat Non Muslim begitu cerdas hingga mereka bisa membuat pesawat terbang, kapal induk, peluru kendali, mobil, komputer, dan sebagainya, sementara ummat Islam karena bodoh nyaris tidak bisa apa-apa.

Nabi juga berkata: ”Kebersihan sebagian dari iman.” Namun ternyata ummat Islam banyak yang hidup jorok. Bahkan banyak pesantren yang merupakan tempat kaderisasi ulama yang begitu kotor tempat wudlu, kamar mandi, apalagi WC-nya. Saya sempat melihat air yang begitu kotor dan hijau dipakai untuk berwudlu di pesantren.

Sebaliknya, ummat Non Muslim hidup begitu bersih. Untuk kamar kecil saja, airnya begitu bersih dan jernih. Bahkan mereka bisa mencari nafkah dengan menjadikan kebersihan sebagai usaha/bisnis mereka. Sebagai contoh perusahaan Swedia, Electrolux, memproduksi berbagai produk kebersihan seperti Vacuum Cleaner, alat pel listrik, dan sebagainya. Unilever merupakan perusahaan Multinasional yang kaya dengan produk kebersihan seperti sabun mandi, shampo (pembersih rambut), dan juga sabun cuci. Mereka jadi bersih dan makmur dengan menjalankan kebersihan yang sebenarnya merupakan ajaran Islam.

Kedua adalah ummat Islam tidak bersatu, tapi berpecah-belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu.

Lihatlah Perang Irak dan Iran, Perang kuwait, perang Lebanon, Afganistan, atau Bangsa kita sendiri Indonesia, yang seperti di giring untuk berperang melawan Malaysia

Tidak kah kita sadar, Irak, Iran, Kuwait, lebanon, Afghanistan, Indonesia dan Malaysia , adalah negara-negara muslim..!!! . Kita di adu domba untuk berperang melawan sesama muslim. Dampak dari perang irak dan iran, ketika iraq di duduki oleh bangsa kafir, negara tetangganya Iran yang muslim tidak membantu. Di Indonesia sendiri, Tragedi sampit , Tragedi ambon, dsb, adalah suatu bukti bahwa bangsa ini mudah terpecah belah.

Kalian mengagungkan rasa kehebatan suku, fanatisme negara, namun untuk membela agama sendiri, kalian tidak berani. Kalian tidak berani membebaskan bangsa Palestina dari cengkraman Israel. Wahai saudaraku Bangsa Iran, Bangsa Malaysia, Indonesia, dan negara-negara muslim lainnya, kalian seharusnya Malu...!!!.

Allah sudah mengingatkan kepada kita . QS. Ali Imran : 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Akan terpecah belah umatku seperti terpecah-belahnya Yahudi dan Nasrani menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali kaum yang mengikuti ajaran-ajaranku dan sahabat-sahabatku”.

Pada zaman Nabi, ummat Islam juga berusaha untuk dipecah-belah dan diadu-domba baik oleh orang kafir Mekkah, mau pun kaum Yahudi misalnya dengan berusaha menimbulkan fanatisme suku antara kelompok Muhajirin dan Anshar. Tapi Nabi berhasil mendamaikan dan mempersatukan mereka. Seharusnya para ulama yang merupakan pewaris Nabi harus berusaha mempersatukan ummat Islam yang terpecah-belah baik dalam kelompok bangsa/negara mau pun aliran.

Bahkan ummat Islam juga disusupi oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Ubay bin Salul untuk memecah-belah ummat Islam dari dalam. Kaum munafik ini bahkan membangun masjid guna memecah-belah ummat Islam.

”Di antara orang-orang munafik itu ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan pada orang-orang mukmin, untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta.

Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. [At Taubah:107-108]

Ummat Islam bukan hanya tidak sholat di masjid itu (Masjid Dliror), bahkan membakarnya sehingga orang-orang munafik tidak bisa memecah-belah ummat Islam.

”Maka mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk kepadanya.

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir seperti mereka. Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan pula menjadi penolong” [An Nisaa’:88-89]

Surat Al Baqoroh ayat 1-20 menjelaskan Muslim yang lurus, orang yang kafir, dan orang yang munafik. Ini agar ummat Islam bisa bersatu dengan Muslim yang lurus dan terhindar dari pecah-belah / adu domba kaum kafir dan munafik.

Dengan persatuan, ummat Islam tidak terkalahkan. Tidak hanya kaum kafir Quraisy yang gagal mengalahkan ummat Islam, tapi juga kaum Yahudi, Persia, dan Romawi. Mereka akhirnya takluk di tangan pejuang Islam.

Negara-negara Barat maju karena mereka bersatu. Di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan kelompoknya yang disebut NATO, mereka bersatu menyerang ummat Islam di Afghanistan, Iraq, dan juga memberikan dukungan penuh pada Israel yang menjajah Palestina dan menguasai masjid Al Aqsha.

Presiden AS, George W Bush mengatakan: ”Either with us or against us!”. Berjuang bersama kami. Jika tidak berarti melawan kami!” Jika tidak turut berjuang bersama George W Bush, berarti jadi musuh Bush cs.

Ummat Islam dulu juga begitu. Ketika bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’ tidak ikut berperang, mereka dikucilkan sehingga merasa berdosa:

”dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [At Taubah:118]

Ummat Islam gagal membebaskan masjid Al Aqsha karena politik adu domba dan pecah belah yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya.

Jika ummat Islam bersatu, tidak mungkin orang-orang kafir mampu memerangi ummat Islam dan menang:

”Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” [Al Hasyr:14]

Sering ummat Islam ribut dan bertengkar karena masalah furu’iyah/cabang sehingga akhirnya terpecah-belah dan mudah ditaklukkan musuh.

Sebab Kemunduran Islam

Sebab Ketiga adalah ummat Islam Cinta Dunia dan Takut Mati.

Nabi Muhammad SAW berkata: ”Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok makanan. Para sahabat bertanya, “Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)

Saat ini mayoritas ummat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. Kebanyakan ummat Islam boleh dikata alergi terhadap perang. Apalagi ada beberapa boneka kelompok Barat yang berusaha melenyapkan ajaran jihad dengan perang dan menggantinya dengan ajaran Damai dan Cinta meski pada saat ini ummat Islam diserang dan dibunuh di Afghanistan, Iraq, dan Palestina. Ajaran Jihad pun berusaha untuk dipersempit sehingga perang tidak termasuk di situ.

Allah mewajibkan ummat Islam untuk berperang membela diri dan orang-orang yang dizalimi:

”Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!.” [An Nisaa’:75]

”Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu” [Al Baqoroh:190]

”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [Al Baqarah:216]

Dalam Islam kita diperintahkan untuk selalu dalam keadaan siap untuk berperang, sehingga ketika musuh menyerang, kita tidak terbantai dan terjajah:

”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” [Al Anfaal:60]

Negara-negara Barat paham mengenai hal ini. Mereka punya semboyan: ”Si Vis Pacem Para Bellum”. Agar bisa damai, kita harus menyiapkan perang. Artinya jika kita kuat dan siap perang, maka musuh tidak berani menyerang dan memerangi kita sehingga kita bisa hidup damai.

Negara-negara Barat maju karena banyak melakukan peperangan. Dari Eropa, mereka berperang menyerang penduduk-penduduk di benua Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Akibatnya saat ini Kanada, Amerika Serikat, Australia, serta negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko dan Brazil boleh dikata mayoritas penduduknya dan pemimpinnya berasal dari Eropa.

Negara-negara Barat juga melakukan peperangan baik dalam perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Afghanistan, Perang Iraq, dan sebagainya. Puluhan juta tentara mereka mati karenanya. Tapi musuh yang mereka bunuh (di antaranya ummat Islam) lebih banyak lagi dan mereka berhasil menguasai sumber daya dan kekayaan negara lain sehingga bisa maju dan kaya.

Seharusnya ummat Islam harus berani berperang untuk membela diri. Para ulama dan pemuda Islam yang sadar juga harus semangat untuk berperang membela orang-orang yang dijajah:

”Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti” [Al Anfaal:65]

Saat ini kebanyakan ummat Islam takut untuk mati di dalam peperangan. Sebaliknya mati ketika tawuran sekolah, tawuran antar warga, perang Supporter bola, atau mati terinjak dalam konser jadi hal yang biasa ketimbang mati syahid di dalam peperangan.


Sebab Keempat mundurnya ummat Islam adalah hilangnya semangat Jihad. Jihad adalah satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah.

Ada hadits dloif yang berusaha memperkecil makna Jihad sebagai hanya perang melawan hawa nafsu dan bukan berperang. Padahal jihad adalah perjuangan yang sungguh-sungguh sehingga bukan hanya harta saja yang dikorbankan, tapi juga nyawa.

Ayat di bawah menjelaskan orang yang berjihad dengan harta dan nyawa jauh lebih tinggi derajadnya ketimbang orang yang tidak ikut berperang:

"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” [An Nisaa’:95]

Ummat Islam ketika perang dulu tidak takut mati. Justru mereka berperang dengan sengit agar bisa mati syahid dan mendapatkan surga:

”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” [At Taubah:111]

Orang-orang kafir heran, ummat Islam bukannya berusaha menghindari mati, tapi justru berusaha mati di dalam peperangan. Sehingga mereka begitu fokus menyerang musuh dan sulit untuk dikalahkan.

Dalam Perang Mu’tah, 3.000 pasukan Muslim dengan sabar melawan 200.000 pasukan Romawi. Mereka tidak mundur ketakutan. Justru pasukan Romawi yang mundur ketakutan karena strategi Panglima Muslim, Khalid bin Walid. Ketika ada yang mengusulkan untuk minta bantuan pasukan kepada Nabi, Abdullah bin Rawahah (salah satu syuhada) berkata: ”Demi Allah apa yang tidak kalian sukai sebenarnya justru yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang karena jumlah, kekuatan, dan banyaknya personil. Kita perang karena Islam yang dengannya Allah memuliakan kita. Maka berangkatlah karena di sana hanya ada 2 kebaikan: Menang atau Mati Syahid!” (Siroh Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury).

Zaid bin Harits, Ja’far bin Abu Thalib, Abdullah bin Rawahah mati syahid. Total hanya 12 pasukan Muslim yang mati syahid. Sementara jumlah tentara Romawi yang gugur lebih banyak lagi.

Ibnu ’Umar yang melihat jasad Ja’far mengatakan bahwa ada 70 luka karena tikaman dan sabetan di tubuh Ja’far. Semua di tubuh bagian depan.

Itulah kehebatan semangat Jihad yang dimiliki ummat Islam. Meski kalah jumlah dan menghadapi Superpower dunia saat itu, mereka tidak gentar dan menang.

Sesungguhnya Jihad adalah semangat yang membuat ummat Islam menjadi kuat dan sulit untuk dizalimi, dijajah, atau dikalahkan. Orang-orang kafir membenci ini dan berusaha menghapusnya dengan memasukkan berbagai ajaran/paham sehingga ummat Islam jauh dari jihad. Misalnya dengan tasawuf, ummat Islam diasyikkan dengan ”mujahadah” sehingga lebih asyik menyepi dan ”berzikir” ketimbang berjihad.

Padahal jihad adalah satu kewajiban:

”Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya..” [Al Hajj:78]

Jihad adalah pintu atau syarat untuk masuk surga:

”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” [Ali ’Imran:142]

”Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.” [Al Furqon:52]

Hanya orang yang munafik/tidak beriman yang tidak mau berperang dan berjihad:

”Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” [At Taubah:44]

”Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panasnya” jika mereka mengetahui.” [At Taubah:81]


Sebab Kelima kemunduran Ummat Islam adalah karena tidak mandiri di bidang ekonomi. Saat ini secara ekonomi ummat Islam dikuasai oleh orang-orang kafir. Ummat Islam bukan sebagai produsen atau penghasil. Tapi hanya sebagai pembeli/pemakai. Jika orang-orang kafir mengembargo, maka ummat Islam akan kesulitan.

Sumber daya dan kekayaan alam negara-negara Islam saat ini dikuasai oleh orang-orang kafir. Minyak, gas, emas, tembaga, perak, boleh dikata dikelola oleh Multi National Company (MNC) dari negara-negara Barat yang perekonomiannya didominasi Yahudi bekerjasama dengan segelintir pemimpin Muslim yang korup.

Ummat Islam hanya mendapat persentase yang amat kecil. Akibatnya ummat Islam jadi miskin, sementara orang-orang kafir bertambah kaya. Ummat Islam sering kesulitan dana untuk membangun masjid, sekolah-sekolah Islam dan tidak mampu menyantuni fakir miskin dan anak Yatim. Banyak anak-anak miskin yang berkeliaran di jalan mencari makan.

Nabi Muhammad bukan hanya mengadakan boikot terhadap produk asing. Tapi bahkan melarang orang-orang kafir masuk ke kota Mekkah. Padahal saat itu perekonomian masih dikuasai oleh orang-orang kafir. Ketika sebagian orang Islam ada yang khawatir nanti bisa susah/miskin, Allah menghibur mereka:

berdoa di mekkah

”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At Taubah:28]

Justru dengan melarang orang-orang kafir masuk, ummat Islam malah mandiri di bidang ekonomi dan menjadi lebih makmur.

Sebagai contoh, jika minyak, gas, emas, tembaga, perak, dan sebagainya dikelola oleh ummat Islam sendiri, maka semua keuntungan masuk ke tangan ummat Islam. Bukan recehan kecil yang hanya nol sekian persen yang diberikan oleh orang-orang kafir tersebut.

Dengan begitu ummat Islam bisa makmur dan kuat. Kemiskinan bisa dikurangi.


Sebab Keenam kemunduran ummat Islam adalah ummat Islam tidak bisa menentukan prioritas (Tertib/urutan kepentingan) bersama yang harus dikerjakan bersama.

Sering ummat Islam mengerjakan hal-hal yang tidak penting dan tidak segera ketimbang hal yang sangat penting dan mendesak.

Padahal berbagai ajaran Islam seperti sholat, haji, wudlu, dan sebagainya merupakan pendidikan tentang mengerjakan sesuatu menurut urutan yang benar/tertib. Ummat Islam harus bisa menentukan mana pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dulu, dan mana yang bisa dikerjakan kemudian.

Ummat Islam juga sering gagal menentukan musuh mana dulu yang harus dilawan sekarang dan yang mana bisa dilakukan kemudian. Sering ummat Islam perang sesama mereka sementara lawan yang harus diserang seperti Israel yang menjajah Palestina atau AS yang menjajah Iraq dan Afghanistan justru aman dari mulut dan tangan ummat Islam.

Sebagai contoh kita menyaksikan perang Iraq melawan Iran yang menewaskan 2 juta ummat Islam, kemudian Iraq melawan Kuwait dan Saudi yang juga menewaskan banyak korban. Di saat yang sama negara-negara yang berperang dan mengorbankan nyawa jutaan rakyatnya ini tidak ada satu pun yang menyerang Israel untuk membebaskan Masjidil Aqsha.

Nabi Muhammad dan para sahabat tidak pernah ribut apalagi perang dengan sesama. Bahkan ketika kelompok munafik Abdullah bin Ubay memecah-belah ummat Islam sehingga dari 1.000 pasukan Muslim, 300 membelot ke Abdullah bin Ubay, Nabi tidak memeranginya. Kata Nabi, jika aku membunuhnya, nanti orang akan berkata bahwa ummat Islam saling bunuh. Nabi juga menandatangani perjanjian damai dan kerjasama pertahanan dengan orang-orang Yahudi untuk menghadapi serangan kaum kafir Mekkah. Ketika kaum Yahudi berkhianat, baru Nabi memerangi mereka.

Jadi Nabi Muhammad SAW bertindak cerdas untuk menentukan lawan yang harus diserang dan mana yang diajak bekerjasama. Bukan memerangi seluruh dunia.


Sebab Ketujuh mundurnya ummat Islam adalah ummat Islam gagal menemukan hal yang bermanfaat.

Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata: “Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)

”Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu” [Muslim]

Negara Barat maju karena banyak menemukan dan membuat hal yang berguna baik untuk orang lain mau pun diri mereka sendiri. Mereka membuat mobil dan kapal terbang sehingga orang bisa bepergian dengan cepat dan nyaman. Mereka membuat handphone dan telepon sehingga orang bisa berbicara dengan saudara dan temannya meski terpisah jauh sekali. Mereka membuat berbagai peralatan yang bermanfaat bagi kita semua seperti vacuum cleaner dan sebagainya.

Dengan menggemari hal yang bermanfaat, mereka memberikan manfaat bagi orang lain dan diri mereka sendiri.

http://www.semuabisnis.com/content_images/1/mesjid.jpg&imgrefurl=http://www.semuabisnis.com/articles/100514/1/Mengapa-Ummat-Islam-Mundur-dan-Ummat-Selain-Islam-Maju/Page1.html&usg=__G3Rhf9_Py33gh2NrQkppkrW6GAI=&h=336&w=500&sz=21&hl=id&start=4&um=1&tbnid=utFKR5siTqAkFM:&tbnh=87&tbnw=130&prev=/images%3Fq%3Dislam%26hl%3Did%26rlz%3D1C1CHMB_en___ID344%26sa%3DN%26um%3D1
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

AGAMA

Agamaku ku taruh di dalam hati terdalam ku
Karena Tuhan ku lebih dekat dengan batang kerongkongan ku

Agama telah menyatu dalam diri ku
merasuk dalam kepstian

Qadha dan Qadar telah menjadi pasti
hingga tak sanggup ku sangkal lagi

Sampai hati kecilku berbicara
Tentang Akhlak tercela ku selama ini,,,

Apakah malam akan terus ada
jika siang tak lagi mendampingi

angin berhembus pelan dalam kalbu
tenangkanjiwa satukan hati

ibadahku hanya untukNya
Hidupku ingin di dalam RidhoNya
nafasku menjadi tasbihNya
Lidahku hanya menyebutNya
pikirku berpikir kebesaranNya
Angan ku terangan oleh Nya
Cinta ku Hanya karenaNya
badan ku Hanya untuk MenujuNya

akankah semua terjadi???


Misteri dalam kehidupan ini
hanya akan menjadikan teka-teki

Lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur'an
tenangkan hati yang selama ini gundah

Gerkan Dinamis Shalat
Menjadikan akhlakku menjadi baik

semua terangkai tak kebetulan
dari yang ku tau

"ISLAM AGAMA KU"
"ALLAH TUHAN KU"
"MUHAMMAD RASUL KU"
"AL-QUR'AN KITAB KU"

dan diri ini adalah,,,

"MUSUHKU"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Copyright 2009 دين الإسلام
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates